AS Siapkan Rp 2,8 Triliun Bayar Utang dan Masuk Lagi Menjadi Anggota WHO

AS Siapkan Rp 2,8 Triliun Bayar Utang dan Masuk Lagi Menjadi Anggota WHO

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengatakan pada hari Rabu kemarin bahwa negara itu akan membayar hutangnya senilai lebih dari 200 juta dolar AS atau setara sekitar Rp 2,8 triliun kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada akhir bulan ini. Ini merupakan sebuah langkah yang menegaskan kembali komitmen pemerintahan baru AS untuk mendukung program kesehatan global, termasuk penanganan pandemi virus corona (Covid 19). "Ini adalah langkah maju yang penting dalam memenuhi kewajiban keuangan kami sebagai anggota WHO, dan mencerminkan komitmen baru kami untuk memastikan WHO memiliki dukungan yang dibutuhkannya dalam memimpin tanggapan global terhadap pandemi, bahkan saat kami berupaya untuk mereformasinya di masa depan," kata Blinken.

Pernyataan tersebut disampaikannya kepada Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa bangsa (PBB) selama konferensi video. "Kami akan bekerja dengan mitra kami di seluruh dunia untuk memperluas produksi dan kapasitas distribusi (vaksin) serta untuk meningkatkan akses, termasuk (kepada) populasi yang terpinggirkan," kata Blinken, dalam pidato pertamanya sejak menjadi diplomat tertinggi negara itu. Dikutip dari laman CNBC, Kamis (18/2/2021), Blinken juga meminta rekan rekannya untuk memerangi informasi yang salah terkait vaksin dan membagikan informasi yang relevan tentang asal usul Covid 19 kepada tim investigasi WHO.

"Penyelidikan ahli dari WHO yang sedang berlangsung tentang asal mula pandemi ini dan laporan yang akan dikeluarkan, harus independen dengan temuan berdasarkan ilmu pengetahuan dan fakta serta bebas dari intervensi. Untuk lebih memahami pandemi ini dan bersiap menghadapi pandemi berikutnya, seluruh negara harus menyediakan semua data dari hari hari awal ditemukannya wabah," tegas Blinken. Pernyataan Blinken ini disampaikan saat Presiden AS Joe Biden berupaya mengatasi pandemi Covid 19 di AS. Menurut data yang dikumpulkan Universitas Johns Hopkins, virus ini telah merenggut lebih dari 2,4 juta jiwa di seluruh dunia dan menginfeksi lebih dari 109,6 juta orang.

Sedangkan di AS, Covid 19 telah menginfeksi lebih dari 27,7 juta orang dan menewaskan sedikitnya 488.295. Dalam salah satu tindakan pertamanya sebagai Presiden AS, Biden telah membatalkan keputusan mantan Presiden Donald Trump yang menarik dukungan AS terhadap WHO. Pada bulan April 2020, Trump mengatakan bahwa ia menghentikan pendanaan AS untuk organisasi tersebut sambil menunggu peninjauan.

Karena ia menduga WHO mendukung klaim China yang menyebut Covid 19 bukan berasal dari Wuhan. Sebulan kemudian, Trump mengumumkan niatnya untuk menarik AS dari WHO di tengah pandemi Covid 19. "China memiliki kendali penuh atas WHO, meskipun hanya membayar 40 juta dolar AS per tahun dibandingkan dengan apa yang telah dibayar AS, yaitu sekitar 450 juta dolar AS setahun," kata Trump.

Kemudian pada bulan Juli 2020 pemerintahan Trump mengajukan pemberitahuan kepada Sekretaris Jenderal PBB untuk menarik AS dari WHO. Lalu pada bulan Oktober 2020, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan ia berharap AS mempertimbangkan kembali keputusan untuk keluar dari WHO. "Virus corona tidak dapat dikalahkan jika dunia terbagi. Masalahnya bukan tentang uang, bukan pembiayaan yang menjadi masalah, sebenarnya hubungan dengan AS yang lebih penting dan kepemimpinannya di luar negeri," kata Ghebreyesus pada audiensi virtual di Aspen Security Forum.

Previous PostNextNext Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.