VIRAL Sosok Pak Wahab Tuntun Sepeda Tawarkan Pijat, Meski Dapat Banyak Donasi Tapi Masih Mau Berbagi

VIRAL Sosok Pak Wahab Tuntun Sepeda Tawarkan Pijat, Meski Dapat Banyak Donasi Tapi Masih Mau Berbagi

Kisah seorang kakek bernama Wahab berusia 78 tahun ini sempat viral di sosial media Twitter. Hal itu dikarenakan, Pak Wahab yang sudah lanjut usia ini tetap berkeliling Jakarta untuk menawarkan jasa pijat demi bisa membeli beras. Saat berkeliling ia menggunakan sepeda, tapi tak dinaiki hanya dituntun saja sambil berjalan.

Kisah Pak Wahab diketahui diunggah oleh akun Twitter @bydhowie_ pada Minggu (14/2/2021) lalu. Setelah kisahnya viral, banyak orang yang ingin berdonasi kepada Pak Wahab. Menurut Eja, donasi yang telah terkumpul sebanyak Rp 24 Juta.

"Hari pertama tuh hari Minggu dari isya sampe jam 11 kekumpul Rp 11 juta. Saya kasih tunai ke beliau karena saya bingung harus dibelikan apa malem malem kan." Uang donasi yang kedua kemudian digunakan untuk membeli keperluan Pak Wahab. Di antaranya ada keperluan salat, tas, sepatu, vitamin, minyak pijat, lalu untuk membayar penjaga makam yang biasa membantu Pak Wahab mendoakan almarhumah istrinya.

Walapun telah mendapatkan donasi sebanyak Rp 24 Juta, Pak Wahab masih mau membagi rezeki yang didapatnya kepada orang lain yang membutuhkan. Sisa uang yang telah ia gunakan untuk belanja keperluannya kemudian dibagikan kepada orang orang yang berada di sekitar makam. Tak hanya orang dewasa, tapi juga kepada anak anak yang sedang bermain di sekitar makam.

Kemudian Eja juga membuatkan rekening atas nama Pak Wahab agar uangnya bisa disimpan dengan aman di bank. Selain itu, jika ada orang yang ingin berdonasi bisa langsung mengirimkan uangnya ke rekening Pak Wahab. Eja bertemu dengan Pak Wahab saat sedang duduk di halte dekat Bundaran HI.

Awalnya Pak Wahab ragu untuk menawarkan jasa pijatnya kepada Eja. Namun, Eja kemudian menegur Pak Wahab terlebih dahulu dan menawarkan bantuannya. Pak Wahab pun akhirnya memberanikan diri untuk menawarkan jasa pijatnya kepada Eja.

"Saya tanyain, 'Bapaknya memang tukang pijat?'. Dia bilang, 'Iya, Mas pijat keliling'. Saya tanya berapa harganya, dia bilang Rp 50.000." "Saya diem karena emang enggak megang uang segitu di kantong, bapaknya pun bilang, 'Masnya ada berapa, berapa aja enggak papa Mas buat beli beras'," terang Eja. Karena Eja hanya membawa uang Rp 20.000, ia berniat memberikan uang tersebut kepada Pak Wahab tanpa harus dipijat.

Namun, Pak Wahab menolak dan tetap ingin memijat Eja. Selama dipijat Eja pun berbincang dengan Pak Wahab dan meminta izin foto untuk Eja sebarkan di sosial media. Pak Wahab pun tidak keberatan dan merasa senang.

Ternyata Pak Wahab selama ini memang sedang menunggu ada orang yang bisa membantunya untuk bisa viral. Ia juga memberikan nomor telepon serta rute rute yang biasa dilewati kepada Eja. Dari situlah akhirnya Eja memutuskan untuk menyebarkan kisah Pak Wahab ini ke Twitter.

Menurut Eja, Pak Wahab adalah sosok pekerja keras. Di usia yang seharusnya sudah istirahat dan memikirkan ibadah, Pak Wahab tetap memiliki tekad untuk bekerja. "Dia orang yang pekerja keras. Dibalik kekurangan dia yang menurut saya seumuran beliau harusnya sudah fokus ibadah dan istirahat, tapi beliau masih punya tekat untuk kerja," ungkap Eja.

Pak Wahab sebelumnya bekerja sebagai tukang cukur keliling sudah selama 58 tahun, sejak ia masih muda. Namun kini sudah berhenti dan memilih fokus dengan jasa pijatnya. Selama 6 tahun Pak Wahab menjalani profesi sebagai tukang pijat keliling.

Kini ia tinggal di sebuah kost di daerah Wahid Hasyim. Dengan harga kamarnya Rp 500.000 per bulan. Ia juga tinggal sendirian, anaknya sudah bekerja menjadi supir taksi dan sudah berkeluarga.

Istrinya pun telah lama meninggal. Namun menurut Eja, dengan keadaan seperti itu Pak Wahab pernah merawat dan membiayai dua orang keponakannya sekolah. Bahkan kedua keponakannya itu sudah dianggap seperti anaknya sendiri.

Setelah mendapatkan banyak donasi dari teman teman yang ada di Twitter, Pak Wahab ternyata masih berkeliling untuk menawarkan jasa pijatnya. Namun karena kondisi pada malam hari sering hujan, Pak Wahab tidak bisa berkeliling. "Beliau masih pijat keliling kok, tapi karena dari hari terakhir saya ketemu sampe sekarang hujan terus kalo malem."

"Dia sih telepon saya kemarin katanya lagi enggak keliling karena hujan terus," kata Eja. Eja pun berharap agar teman teman yang ada di sosial media bisa membantu orang orang yang memerlukan bantuan seperti Pak Wahab. Ia menambahkan semoga kisah dari Pak Wahab bisa membuka hati teman teman sosial media agar lebih peduli terhadap sesama.

"Harapan saya buat temen temen sosial media di manapun, sebenernya banyak orang orang seperti Pak Wahab yang butuh bantuan kita dan mungkin secara tidak langsung kita sering papasan di jalan." "Semoga dari kisah Pak Wahab ini bisa membuka hati temen temen sosial media untuk bisa lebih peduli terhadap sesama." "Karena enggak perlu menunggu punya banyak uang untuk saling membantu," pungkasnya.

Previous PostNextNext Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.